Terima Kasih Anda Telah Berkunjung Ke Kawasan Penyair Jawa Tengah

Kamis, 11 Oktober 2007

Sosiawan Leak


Sosiawan Leak

(Solo)

Lahir di Solo, 23 September 1967. Mermpungkan studi di Fisip Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) tahun 1994. Menulis puisi sekjak 1987 dipublikasikan antara lain : di Surabaya Post, Solo Post, Suara Merdeka, Wawasan,Bernas dan Minggu Pagi, Pikiran Rakyat, Republika, Horison, Deutsce Welle (Radio Jerman), dan lain-lain. Lebih dari 20 antologi puisi yang diterbitkan berbagai forum sastra lokal maupun nasional memuat puisinya bersama penyair lain. Diantaranya Panorama Dunia Keranda (1991), Temu Penyair Jawa Tengah (1993), Pekan Seni Pemuda Surabaya (1993), Festivel Puisi Nasional XIV (Perhimpunan Persabahatan Indonesia Amerika, (1994)Sastra Kepulauan (1999), dan lain-lain. Pernah diundang di Festival Puisi International Indonesia yang diselenggarakan di Makasar, Solo, Bandung (2003) dan di Festival Puisi International Poetry on The Road Bremen Jerman. Merintis dan memotori penerbitan Antologo Puisi Kepodang (1993), Temu Penyair Jawa Tengah (1993), Pasar Puisi (1998), Refleksi Setengah Abad Kemerdekaan Indonesia (1995). Mendirikan Forum Sastra Surakarta Sejak 2004 mulai belajar sinematografi dengan menjadi Astrada Sinetron Komedi Putar produksi TVRI Jakarta. Kini akti f memproduksi program tv (Surakarta Wayang Kampung, Gus Mus Menjawab) yang di tayangkan rutin di Stasiun Pro TV Semarang. Salah satu puisinya :

Pangeran Kecemasan

pesanggrahan hati yang ragu kujanjikan kepadamu
tak sebanding dengan kenangan indah masa lalumu
pesanggrahan tanpa bilik dan kamar
gelap dan pengap
tanpa jendela, pagar apalagi taman bunga
disumpegi computer dan printer tua
dijubeli buku-buku berdebu,
serakan kertas-kertas (puisi-puisi yang gagal menyempurna)
juga hasrat dari kesejatian cinta
yang kerap musna dilahap cicak, dijilati kacoa
usai menyelinapi dinding kamar
di antara ranjang berpasir,
bantal guling yang anyir
serta pakaian dalam yang dicampakkan isinya
sementara, lebih gampang bagimu
mengunjungi kenangan liar manismu
(bersama pangeran-pangeranmu)
lewat email, sms, catatan buku
photo-photo, lamunan, juga orgasmemu
saat kita senggama di ranjang, toilet, dapur, lantai, ruang tamu,
juga ruang makan,
dan halaman belakang di ujung malam
saat itu, selalu kau bisikkan rindu
di kuping kiriku yang pekak lantaran cemburu
lalu para pangeranmu yang dulu datang bergantian
kini berloncatan dari telinga kanan
menjelma serombongan nabi
yang menembangkan ayat-ayat suci
bagai butiran air mengkristal indah
di pantai (yang pernah kau singgahi)
saat udara pagi dialiri angin dan matahari
bersama senyuman pangeranmu !
mereka juga menyenandungkan doa-doa mesra
mekarkan hatimu, bagai kembang abadi di pegunungan
(yang lunas kau tamasyai)
mereka juga menyanyikan keindahan istana
yang urung kau kunjujngi
dan kini menjelma sesal abadi
menguntit matahatimu ke mana pergi
; juga saat persenggamaan kita
yang berkali-kali tak kunjung usai tak juga henti
untuk menepi sekedar mengusir sepi !
tapi tunggu !
ada seorang pangeranmu berparas ganteng
berperawakan ganjen
meski hatinya bengis, berwatak sadis
ia mampu menelusuri ke segala,
bahkan ke hampa tanpa kentara
menanam bom, menyebar peluru
memasak arsenit di perutmu
tapi tunggu !
di mataku ia tetap pangeranmu, di matahatimu
bagai masa lalumu yang dikawalnya selalu semaumu
pesanggrahan hati yang ragu kujanjikan padamu
tak sebanding dengan kenangan indah masa lalumu
pesanggrahan ringkih, gersang
dan gampang diterjang impian kehadiran para pangeran
yang masih saja kau bebaskan
berkeliaran
dimatahatimu !
mereka mengintip dari jutaan lubang; malih rupa kecemasan
mengincar waktu kedatangan
untuk menerobos dinding pesanggrahan
yang ringkih dan gersang !

5 mei 2005

Tidak ada komentar: